Minggu, 20 Desember 2015


PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
PENYILANGAN TANAMAN TERONG (Solanum melongena L)

OLEH:

KELOMPOK 10

ARIFIN YONNY GULTOM
AMIR FRANKY SIMAMORA
DIRGA OKTA FIANDA
SITI AISAH
YUSNI DANIATI

AGROTEKNOLOGI-B



JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU 
PEKANBARU

2015



PERSILANGAN
TANAMAN TERONG (Solanum melongena L)

Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang  (cross polnation crop) agar terjadi penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Dimana penyerbukan itu sendiri dapat terjadi secara alami ataupun secara buatan yang dilakukan oleh pemulia tanaman. Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai teknik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuannya akan  bunga, misalnya : struktur bunga, waktu berbunga, saat bunga mekar,kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari) dan type penyerbukan yang seperti apa.
Terong merupakan tanaman jenis perdu yang umumnya setahun (annual). Terong yang merupakan famili solanaceae atau nama latinnya solanum melongena.  Terong dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Tinggi pohon terung 40-150 cm, memiliki daun dengan ukuran panjang 10- 20 cm dan lebar 5-10 cm, bunga berwarna putih hingga ungu dengan lima mahkota bunga. Berbagai varietas terong tersebar luas di dunai, perbedaannya terletak pada bentuk, ukuran, dan warnanya. Terong merupakan jenis tanaman yang memiliki kedekatan dengan tanaman kentang, tomat, dan paprika. Buahnya biasanya dijadikan sayur-sayuran yang bernilai gizi tinggi. Warna bunganya antara putih hingga ungu. Batang berkayu, berbentuk silindris, percabangan simpodial, batang muda berambut halus berwarna ungu. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang condong ke atas. 
Daun tunggal, bertangkai silindris (panjangnya 0,5-2,5 cm), letak tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 1,5-12 cm, lebar 1-5 cm, berwarna hijau. Terong merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri ataupun menyerbuk silang, hal ini dikarenakan bunga terong tidak mekar secara serempak.

KEGIATAN PRAKTIKUM
Teknik Persilangan (Hibridisasi buatan) Terung Ungu

            Praktikum penyilangan tanaman terong dilakukan pada hari Jumat, 18 Desember 2015 pukul 06.30 WIB di kebun tanaman terong Unit Pelayanan Teknis (UPT) kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau.
            Pada praktikum persilangan ini, kami melakukan praktikum gabungan dengan kelas lain. Hal ini dikarenakan keterbatasan bahan yang akan digunakan dalam hal ini bahan yang akan digunakan adalah bunga terong ungu dan putih. dimana bunga yang di pakai  untuk persilangan ini adalah bunga yang masih kuncup calon bunga betina, dan bunga jantan yang serbuk sarinya sudah matang. Sedangkan pada kebun tanaman terong tersebut jumlah bunga yang masih kuncup tidak cukup banyak jika penyilangan dilakukan setiap kelompok, maka dari itu praktikum ini dilakukan secara gabungan dan setiap persilangan dilakukan oleh beberapa kelompok. Kelompok 10 bergabung dengan kelompok 9, 11, dan 12. Adapun langkah-langkah persilangan yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Proses ini meliputi :
ΓΌ  Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan saat melakukan persilangan terung (gunting, pinset, cutton but, kertas sungkup, selotip, dan kertas label)
  •  Mengetahui morfologi terung dan reproduksi terung 
  •  Pemilihan tetua betina dan tetua jantan yang ingin disilangkan, bunga yang dijadikan tetua betina ialah bunga yang masih kuncup dan belum mekar, tujuannya agar bunga yang akan dijadikan tetua betina belum mengalami penyerbukan dengan serbuksari yang lain.  kami memilih bunga yang berwarnga ungu sebagai tetua betina, dan bunga yang berwana putih sebagai tetua jantannya.bunga jantan yang dipilih adalah bunga yang belum mekar secara sempurna, sehingga serbuk sari masih terjamin ada.

Gambar 1. Bunga calon tetua betina 



2. Emaskulasi
Yaitu Pembersihan/ pembuangan bagian tanaman yang ada disekitar bunga betina yang akan dikastrasi dari kotoran, serangga, kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai, organ tanaman lain yang menggangu persilangan, serta pembuangan mahkota dan kelopak bunga terong. Alat yang digunakan ialah pinset dan gunting, mula mula kami membuka kelopak bunga dengan menggunakan pinset, kemudian menggunting bagian kelopak bunga tersebut, dapat dilihat dari gambar dibawah ini.

 
Gambar 2. Proses emaskulasi pada tanaman terong

3. Kastrasi
            Kastrasi adalah kegiatan membuang alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina yang akan disilangkan dengan menggunakan pinset. Dalam melakukan kastrasi harus hati hati, karena bisa saja melukai kepala putik bunga betina.
Gambar 3. Kastrasi pada bunga terong
 4. Mengambil serbuk sari
            Yaitu kegiatan mengambil serbuk sari dari tetua jantan yang telah dipilih sebelumnya. Pada praktikum ini alat yang digunkan untuk mengambil serbuk sari adalah pinset.
Gambar 4. Proses membuka Stamen

5. Penyerbukan
Yaitu meletakkan serbuk sari yang telah diambil dari tetua jantan kekepala putik tetua betina. Lakukan dengan hati-hati supaya tidak terjadi luka pada kepala putik, agar tidak terinfeksi penyakit.
Serbuk sari di ambil dari bunga tetua jantan (warna putih). untuk mendapatkan serbuk sari dari bunga jantan terong, dilakukan dengan cara membuka stamen pada bunga jantan tersebut dan mengambil serbuk sari yang berada di dalamnya. Kami menggunakan pinset untuk membuka stamen bunga jantan terong tersebut, kemudian serbuk sari yang sudah didapat langsung kami serbuki di atas kepala putik bunga betina dengan cara mengoleskan stamen bunga jantan yang sudah dibuka tadi kebagian kepala putik bunga betina, penyerbukan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan pastikan serbuk sari yang ditaburkan tersebut jatuh tepat di atas kepala putik.
Gambar 5. Penaburan serbuk sari

6. Pemasangan Sungkup (isolasi)
Isolasi adalah kegiatan menutup bunga tetua betina yang telah dilakukan persilangan dengan menggunakan kertas sungkup atau sejenisnya, dengan tujuan agar serbuk sari dari tanaman yang lain tidak menempel pada putik tetua betina yang disilangkan.
Gambar 6. Pemasangan sungkup
7.  Isolasi dan Pelabelan
            Setelah di pasang sungkup kemudian diberi isolasi untuk merekatkan kertas sungkup yang telah dipasangkan pada bunga yang disilangkan agar sungkup lebih rapat dan bunga benar-benar terlindungi dari segala gangguan. Setelah itu di beri label nama kelompok, dan tanggal melakukan penyerbukan.
Gambar 7. Bunga yang telah selesai disilangkan


Sumber :

Nasir.M. 2001. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Dwi, Ani. 2003. http://forumpetanisukses.blogspot.co.id/2013/11/teknik-penyerbukan-terung.html. di akses tanggal 19 Desember 2015













KEGIATAN PRAKTIKUM 

PEMELIHARAAN TANAMAN
Praktikum pemeliharaan tanaman dilakukan pada hari Kamis, 17 Desember 2015 pukul 06.30 WIB di Unit Pelayanan Teknis (UPT) kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pembubunan, penyiangan, dan penyulaman atau penjarangan.
Pembumbunan adalah kegiatan untuk memperkuat berdirinya batang dan perakaran tanaman. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama sekitar 15 - 30 hari setelah tanam atau penyiangan kedua. Tujuan Pembumbunan adalah agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh.
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah. Penyiangan bertujuan untuk membebaskan tanaman dari tanaman pengganggu (gulma).
Penjarangan tegakan adalah tindakan pengurangan jumlah batang persatuan luas untuk mengatur kembali ruang tumbuh pohon dalam rangka mengurangi persaingan antar pohon dan meningkatkan kesehatan pohon dalam tegakan. Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam.
Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan bertujuan untuk:
• Mengurangi persaingan antar-tanaman dalam menyerap unsur hara di tanah yang kurang     subur.

 • Mencegah tanaman kekurangan sinar matahari di tanah yang subur.

Rabu, 16 Desember 2015

PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN

(PENGENALAN ALAT  UNTUK PENYILANGAN)

OLEH:

KELOMPOK 10
ARIFIN YONNY GULTOM
AMIR FRANKY SIMAMORA
DIRGA OKTA FIANDA
SITI AISAH
YUSNI DANIATI

AGROTEKNOLOGI-B


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU

2015


PERSILANGAN TANAMAN

            Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alami karena adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena campur tangan manusia melalui kegiatan manusia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
            Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan meilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotype tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak tidak dapat langsung diterapkan , karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada suatu genotype saja, melainkan terpish pada genotype yang lainnya. Misalnya, suatu genotype yang mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotype yang lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotype yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapat genotype yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen, yaitu salh satunya dengan persilangan.
     Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahkan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self pollination crop) maupun pada tanaman yang menyerbuk silang  (cross polnation crop) agar terjadi penyerbukan dan pembuahan. Penyerbukan adalah jatuhnya serbuk sari kekepala putik. Sedangkan pembuahan adalah bergabungnya gamet jantan dan gamet betina. Dimana penyerbukan itu sendiri dapat terjadi secara alami ataupun secara buatan yang dilakukan oleh pemulia tanaman. Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai teknik 
persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuannya akan  bunga, misalnya : struktur bunga, waktu berbunga, saat bunga mekar,kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari) dan type penyerbukan yang seperti apa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan persilangan buatan, yaitu:
1.    Periode bunga tetua jantan dan betina
Pengaturan waktu tanam yang perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga saat keluarnya bunga hamper serentak antara kedua tetua yang disilangkan.
2.    Waktu emaskulasi dan persilangan.
Pemulia tanaman dalam melakukan teknik penyilangan secara buatan tentunya tidak dapat melakukan penyilangan tanpa adanya alat-alat kerja yang mendukung keberhasilan suatu penyilangan itu sendiri. Maka dari itu perlu dilakukannya pengenalan alat-alat apa saja yang digunakan dalam teknik penyilangan secara buatan.



KEGIATAN PRAKTIKUM 

Praktikum pengenalan alat untuk penyilangan dilakukan pada hari Kamis, 10 Desember 2015 pukul 06.30 WIB di Unit Pelayanan Teknis (UPT) kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pengenalan alat yang digunakan untuk teknik penyilangan secara buatan. Adapun alat alat untuk penyilangan yang diperkenalkan oleh asisten pemuliaan tanaman adalah sebagai berikut:
  • Kertas label, digunakan untuk memberi label berupa keterangan nama, kelas, dan tanggal penyerbukan dilakukan pada tanaman atau bunga yang telah selesai disilangkan.
  • Cutton but, digunakan untuk mengambil serbuk sari yang sudah matang dari bunga jantan untuk diserbukan kekepala putk bunga betina.
  • Kertas sungkup, digunakan untuk membunngkus bunga yang telah selesai disilangkan agar bunga terhindar dari semua gangguan yang dapat    menyebabkan kegagalan dalam penyilangan, serta menjamin penyerbukan yang telah dilakukan agar tidak ditempeli serbuk sari lagi dari bunga lain.
  • Gunting, digunakan kegiatan emaskulasi dan kastrasi. Dimana emaskulasi adalah pembuangan bagian-bagian yang tidak diperlukan dalam penyilangan seperti ranting atau daun yang berada disekitar bunga yang akan disilangkan. Sedangkan kastrasi adalah pembuangan atau pemotongan stamen pada bunga betina yang akan diserbuki.
  • Pinset, digunakan untuk menjepit bagian-bagian yang akan dipotong agar pemotongan bagian-bagian tersebut tepat sasaran dan tidak mengganggu bagian yang lain.
  • Selotipe, digunakan untuk merekatkan kertas sungkup yang telah dipasangkan pada bunga yang disilangkan agar sungkup lebih rapat dan bunga benar-benar terlindungi dari segala gangguan.
Setelah pengenalan alat selesai, perlu juga diketahui langkah-langkah dalam melakukan penyilangan tanaman. Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penyilangan adala sebagai berikut :
1.      Persiapkan alat dan bahan.
2.      Ketahui morfologi bunga/tanaman terlebih dahulu apakah monosious atau diseous.
3.      Tentukan bunga tetua jantan dan bunga betina.
4.    Lakukan emaskulasi dan kastrasi dengan menggunakan gunting dan pinset pada bunga betina yang akan diserbuki.
5.      Ambil bagian atau serbuk sari dari tetua jantan dengan menggunakan cutton but.
6.    Taburkan serbuk sari di atas kepala putik bunga betina, dan pastikan serbuk sari benar-benar jatuh di atas kepala putik.
7.      Setelah selesai menaburkan serbuk sari, tutup bunga dengan menggunakan sungkup secara hati hati dan rekatkan bagian bawahnya dengan menggunakan selotip.
8.      Beri label bunga yang telah selesai disilangkan.

Bunga betina yang baik untuk penyilangan adalah bunga yang masih kuncup. Pembukaan sungkup dilakukan setelah seminggu dilakukan penyilangan. Keberhasilangan penyilangan yang telah dilakukan bisa dilihat pada bunga betina yang disilangkan tadi dengan tanda bunga tersebut ukurannya agak membesar dari ukuran semulanya. Namun tidak semua penyilangan tanaman yang kita lakukan selalu berhasil, kegagalan dalam melakukan penyilangan bisa saja selalu terjadi. Hal ini bisa saja diakibatkan oleh pemulia tanaman itu sendiri dan bisa juga karena faktor lingkungan yang tidak mendukung untuk terjadinya penyerbukan. Seperti hujan, angin, dan lain-lain.


DATA PENGAMATAN TINGGI TANAMAN DAN  JUMLAH DAUN  TANAMAN KEDELAI

Hari                : Kamis
Tanggal          :10 Desember 2015
Pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan setelah semingggu masa tanam, diukur menggunakan penggaris dari pangkal batang sampai ujung batang. Berikut hasil pengamatan yang kami dapatkan.
No
Tinggi batang
Jumlah daun
1
7,5 cm
4 helai
2
7,9 cm
4 helai
3
5,3 cm
3 helai
4
7,2 cm
4 helai



Sumber :
Allard, R.W.2002. Principles of Plant Breeding. Bina Aksara. Jakarta








Rabu, 09 Desember 2015


PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN 

(PENANAMAN KEDELAI)


OLEH :
KELOMPOK 10

ARIFIN YONNY GULTOM
AMIR FRANKY SIMAMORA
YUSNI DANIATI
DIRGA OKTA FIANDA 
SITI AISYAH

AGROTEKNOLOGI-B






JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU 2015





TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L) Merril).

1. Sejarah Singkat

Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liarGlycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke negara-negara lain di Amerika dan Afrika.

2. Taksonomi Kedelai

Klasifikasi dari tanaman kedelai yaitu :
Divisi             : Spermatophyta
Class              : Dicotyledoneae
Ordo              : Rosales
Familia          : Papilionaceae
Genus            : Glycine
Species           : Glycine max (L) Meril
Kedelai yang tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis. Penyebaran geografis dari kedelai mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 tipe kedelai yakni: tipe Mansyuria, Jepang, India, dan Cina.

Dasar-dasar penentuan varietas kedelai adalah menurut: umur, warna biji dan tipe batang. Varietas kedelai yang dianjurkan yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti 945, Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba 1343, Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu, Muria dan Tidar.


3. Syarat Tumbuh Kedelai

3.1 Iklim

1.Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
2.Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
3.Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
4.Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.

3.2 Media Tanam

1. Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
2.Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
3.Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
4.Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
5.Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
6.Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
7.Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
8.Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.





3.3 Ketinggian Tempat

Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.



BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI


Praktikum Pemuliaan Tanaman bertempat di UPT Kebun Percobaan Jurusan Agroteknologi , Fakultass Pertanian Universitas Riau , pada hari kamis, 3 Desember 2015, pukul 06.30-selesai.
adapun kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

1. TEKNIK PENANAMAN
Terdiri dari :

1.) Penentuan Pola TanamJarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm. Jarak tanam yang kami gunakan adalah 20X40 cm pada ukuran bedengan 1x1 m.Jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanam dapat dirapatkan.

2. ) Pembuatan Lubang TanamJika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm. Sedangkan jarak  antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm.Dalam pembuatan lobang tanam ini kami mengukur jarak tanaman terlebih dahulu dengan ukuran 20x40 cm , kemudian ditandai dengan ajir pada setiap lubang tanam.



3.) Cara PenanamanSistem penanaman yang biasa dilakukan adalah:
a.Sistem tanaman tunggal
Dalam sistem ini, seluruh lahan ditanami kedelai dengan tujuan memperoleh produksi kedelai baik mutu maupun jumlahnya. Kedelai yang ditanam dengan sistem ini, membutuhkan lahan kering namun cukup mengandung air, seperti tanah sawah bekas ditanami padi rendeng dan tanah tegalan pada permulaan musim penghujan. Kelebihan lainnya ialah memudahkan pemberantasan hama dan penyakit. Kelemahan sistem ini adalah: penyebaran hama dan penyakit kedelai relatif cepat, sehingga penanaman kedelai dengan sistem ini memerlukan perhatian khusus. Jarak tanam kedelai sebagai tanaman tunggal adalah: 20 x 20 cm; 20 x 35 cm atau 20 x 40 cm.



Gambar 1. bedengan yang sudah siap tanam

b.Sistem tanaman campuran
Dengan sistem ini harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1.Umur tanaman tidak jauh berbeda.
2.Tanaman yang satu tidak mempunyai sifat mengalahkan tanaman yang liar.
3.Jenis hama dan penyakit sama atau salah satu tanaman tahan terhadap hama dan penyakit.
4.Kedua tanaman merupakan tanaman palawija, misalnya kedelai dengan kacang tunggak/ kacang tanah, kedelai dengan jagung, kedelai dengan ketela pohon.
c.Sistem tanaman tumpangsari
Sistem ini biasa diterapkan pada tanah yang mendapat pengairan terus menerus sepanjang waktu, misalnya tanah sawah yang memiliki irigasi teknis. Untuk mendapatkan kedelai yang bermutu baik, biasanya kedelai ditanam bersamaan.

Pada penanaman, kami menggunakan sistem tanam tunggal , penanaman kedelai ini diberi perlakuan dengan varietas yang berbeda-beda pada tiap kelompok, jumlah kelompok ada12 kelompok (12 bedengan) , dengan 5 varietas yaitu :

  •  varietas kabah 
  • varietas agromulyo
  • varietas wilis
  • varietasa anjasmoro
  • varietas grobokan
Namun pada praktikum ini kami hanya menanam 3 varietas saja , yaitu varietas agromulyo, wilis, dan kabah.teknik penanaman dalam praktikum yaitu:1.) Rendam benih didalam air , ini bertujuan agar mempercepat perkecambahan benih, serta mengetahui benih yang bagus dan kurang bagus , benih yang bagus akan tenggelam kedalam air sedangkan benih yang kurang bagus akan mengapung. benih yang mengapung kita buang , dan benih yang tenggelam kita tanam.

Gambar 2. Perendaman benih 


2.)Buatlah lubang tanam lebih kurang 2 cm , kemudian beri furadan pada sekitar lubang tanam, tujuannya agar pertumbuhan benih tidak terganggu oleh serangga disekitarnnya terutama semut.
Gambar 3. Furadan 3GR


Gambar 4. Penaburan Furadan 3GR

3.) Masukkan benih kedelai pada lubang tanam masing-masing diisi dengan 2 benih .

Gambar 5. Memasukkan benih kedelai 

4.) Tutup lubang tanam dengan tanah, tidak usah terlalu banyak dalam menutupinya dengan tanah , agar ruang pori , intensitas cahaya dan kandungan oksigen didalamnya tercukupi.


5.) siram tanaman tersebut dengan air.




Sumber ; 
AAK. (1989). Kedelai. Yogyakarta. Kanisius.